Minggu, Juni 13, 2010

FPI Penegak Islam Yang Tegas Tapi Kontroversial,

Pelaku Maksiat Lebih Takut FPI daripada Polisi



FPI, dengan berbagai aksinya yang fenomenal sering membuat berita besar di Republik ini. Sebagian masyarakat mengacungi jempol bagi aksi yang menegakkan ajaran Islam tersebut, Sebagian lainnya mengecam keras berbagai tindakannya. Dibalik itu semua ternyata berbagai aktifitas yang berbau maksiat ternyata lebih takut FPI dibandingkan kepada polisi. 
Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. FPI memiliki Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi “penertiban” (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadhan dan seringkali berujung pada kekerasan. 
Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena aksi-aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi yang berujung pada kekerasan sering diperlihatkan dalam media massa 
 
Latar belakang 
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler.
Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan. 
Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain: 
  • Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.
  • Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.
  • Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.
Pada tahun 2002 pada tablig akbar ulang tahun FPI yang juga dihadiri oleh mantan Menteri Agama dan terdakwa kasus korupsi Dana Abadi Umat (DAU), Said Agil Husin Al Munawar, FPI menuntut agar syariat Islam dimasukkan pada pasal 29 UUD 45 yang berbunyi, “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan menambahkan “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada amandemen UUD 1945 yang sedang di bahas di MPR sambil membawa spanduk bertuliskan “Syariat Islam atau Disintegrasi Bangsa”. 
Namun Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Dr. J. Soedjati Djiwandono berpendapat bahwa dimasukkannya tujuh kata Piagam Jakarta ke dalam UUD 1945 yang diamandemen, justru dikhawatirkan akan memecah belah kesatuan bangsa dan negara, mengingat karekteristik bangsa yang majemuk. 
Pembentukan organisasi yang berdasarkan syariat Islam dan bukan Pancasila inilah yang kemudian menjadi wacana pemerintah Indonesia untuk membubarkan ormas Islam yang bermasalah di tahun 2006. 
Struktur Organisasi
  • FPI memiliki struktur organisasi yang terdiri atas:
  • Dewan Pimpinan Pusat, sebagai pengurus organisasi berskala nasional
  • Ketua Majelis Syura DPP FPI: Hb. Muhsin Ahmad Al-Attas
  • Ketua Majelis Tanfidzi DPP FPI: Habib Rizieq (2003-2008)
  • Dewan Pimpinan Daerah, sebagai pengurus organisasi berskala provinsi
  • Salah satu dari Ketua FPI bagian Surakarta (disingkat FPIS) adalah Abu Bakar Ba’asyir
  • Dewan Pimpinan Wilayah, sebagai pengurus organisasi berskala Kota/Kabupaten
  • Dewan Pimpinan Cabang, sebagai pengurus organisasi berskala kecamatan.
Aksi 
FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam. Rangkaian aksi penutupan klab malam, tempat pelacuran dan tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat maksiat, ancaman terhadap warga negara tertentu, penangkapan (sweeping) terhadap warga negara tertentu, konflik dengan organisasi berbasis agama lain adalah wajah FPI yang paling sering diperlihatkan dalam media massa. 
Walaupun disamping aksi-aksi kontroversial tersebut FPI juga melibatkan diri dalam aksi-aksi kemanusiaan antara lain pengiriman relawan ke daerah bencana tsunami di Aceh.
Tindakan FPI sering dikritik berbagai pihak karena tindakan main hakim sendiri yang berujung pada perusakan hak milik orang lain. Pernyataan bahwa seharusnya Polri adalah satu-satunya intitusi yang berhak melakukan hal tersebut dijawab dengan pernyataan bahwa Polri tidak memiliki insiatif untuk melakukannya. 
Rizieq, sebagai ketua FPI, menyatakan bahwa FPI merupakan gerakan lugas dan tanpa kompromi sebagai cermin dari ketegaran prinsip dan sikap. Menurut Rizieq kekerasan yang dilakukan FPI dikarenakan kemandulan dalam sistem penegakan hukum dan berkata bahwa FPI akan mundur bila hukum sudah ditegakkan. Ia menolak anggapan bahwa beberapa pihak menyatakan FPI anarkis dan kekerasan yang dilakukannya merupakan cermin kebengisan hati dan kekasaran sikap. 
 
Tuntutan pembubaran 
Karena aksi-aksi kekerasan itu meresahkan masyarakat, termasuk dari golongan Islam sendiri, beberapa ormas menuntut agar FPI dibubarkan. Melalui kelompok surat elektronik yang tergabung dalam forum wanita-muslimah mereka mengirimkan petisi pembubaran FPI dan ajakan bergabung.
Menurut mereka walaupun FPI membawa nama agama Islam, pada kenyataannya tindakan mereka bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islami, bahkan tidak jarang menjurus ke vandalisme. Sedangkan menurut Pengurus FPI, tindakah itu dilakukan oleh oknum-oknum yang kurang atau tidak memahami Prosedur Standar FPI. 
Pada bulan Mei 2006, FPI berseteru dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pertikaian ini berawal dari acara diskusi lintas agama di Purwakarta, Jawa Barat. Gus Dur, yang hadir di sana sebagai pembicara, sempat menuding organisasi-organisasi Islam yang mendukung Rancangan Undang-Undang Anti-Pornografi dan Pornoaksi disokong oleh sejumlah jenderal. Perdebatan antara Gus Dur dan kalangan FPI pun memanas sampai akhirnya mantan presiden ini turun dari forum diskusi. 
Pada bulan Juni 2006 Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri Jenderal Pol Sutanto untuk menindak ormas-ormas anarkis secepatnya. Pemerintah, melalui Menko Polhukam Widodo AS sempat mewacanakan pembubaran ormas berdasarkan peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985, namun hal ini hanya berupa wacana, dan belum dipastikan. Kabarnya pendiria ormas di Indonesia harus berdasarkan Pancasila sedangkan FPI berdasarkan syariat Islam dan tidak mau mengakui dasar lainnya. 
Kalangan DPR juga meminta pemerintah bertindak tegas terhadap ormas-ormas yang bertindak anarkis dan meresahkan ini. Tindakan tegas aparat keamanan dinilai penting agar konflik horizontal tidak meluas. 
Pada 20 Juni 2006 Dalam acara diskusi “FPI, FBR, versus LSM Komprador” Rizieq menyatakan bahwa rencana pemerintah untuk membubarkan ormas Islam adalah pesanan dari Amerika merujuk kedatangan Rumsfeld ke Jakarta. FPI sendiri menyatakan bahwa bila mereka dibubarkan karena tidak berdasarkan Pancasila maka organisasi lainnya seperti Muhammadiyah dan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) juga harus dibubarkan. 
Insiden Monas
Insiden Monas adalah sebutan media untuk peristiwa penyerangan yang dilakukan FPI terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang Monas pada tanggal 1 Juni 2008. Satu hari setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan Rapat Koordinasi Polkam yang membahas aksi kekerasan tersebut. Presiden dalam jumpa persnya mengatakan negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan, menambahkan bahwa aksi-aksi kekerasan telah mencoreng nama baik di dalam dan di luar negeri. Ketua Komando Laskar Islam, Munarman, mengoreksi pemberitaan media dan menyatakan bahwa penyerangan terhadap AKBB dilakukan oleh Komando Laskar Islam dan bukan FPI. Sehari sebelumnya Polisi menemui Rizieq di markas FPI, Petamburan Jakarta, namun tidak melakukan penangkapan, karena ketua FPI berjanji akan menyerahkan anggotanya yang bertanggung jawab pada insiden Monas, polisi sendiri sudah mengidentifikasi lima anggota FPI yang diduga terlibat dalam penyerangan di Lapangan Monas. Setelah tidak ada yang menyerahkan diri, pada 4 Juni 2008 sejumlah 1.500 anggota polisi dikerahkan ke Markas FPI di Jalan Petamburan III, Tanahabang, Jakarta Pusat dan menangkap 57 orang untuk diselidiki, diantara yang dijadikan tersangka yaitu ketua FPI, Rizieq. Ketua Laskar Islam Munarman telah ditetapkan sebagai DPO Polisi (Daftar Pencarian Orang) karena telah melarikan diri dan keberadaannya tidak diketahui. Pemerintah sendiri akan melakukan pengkajian terhadap keberadaan FPI berdasar UU No 8/1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan seperti yang dinyatakan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sutjipto. Pembinaan terhadap ormas yang ada di masyarakat penting agar berjalan sesuai dengan UU yang berlaku. Pembinaan dapat berupa teguran, peringatan, dan tindakan tegas yakni pembubaran. Hingga saat ini pemerintah sulit untuk membubarkan FPI secara resmi karena keberadaan FPI tidak berlandaskan hukum ungkap Menteri Kehakiman dan HAM Andi Mattalata. 
Kecaman Nasional 
Insiden Monas dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila terus menuai protes. Din Syamsuddin Ketua PP Muhammadiyah menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan kriminalitas nyata, Ketua DPR Agung Laksono menilai kekerasan tersebut tidak bermoral. Sementara aksi menentang FPI terjadi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Mojokerto, Malang, Jember dan Surabaya, Jawa Timur oleh ratusan ormas seperti PMII, Banser, Satgas, Garda Bangsa and GP Anshor yang umumnya merupakan partisan PKB Gus Dur, masa mulai mengancam apabila pemerintah tidak mengambil tindakan, mereka akan mengambil tindakan sendiri. Di Yogya, sekelompok orang tidak bersenjata berjumlah sekitar 100 orang dengan menggunakan sepeda motor menyerbu kantor FPI di Sleman pada 2 Juni 2008 dan merusak papan nama FPI, mereka langsung melarikan diri untuk menghindari konflik saat anggota-anggota FPI keluar dengan membawa senjata tajam. Di Bali, Masyarakat Aliansi Penegak Pancasila menggelar aksi pengecaman terhadap tindakan FPI di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali 

Pelaku Maksiat Lebih Takut Kepada FPI dari Pada Polisi

FPI Ngamuk, Kantor Majalah Playboy Dilempar Batu 
Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) menggoyang Mabes Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung). Mereka memprotes penerbitan majalan Playboy Indonesia. Bahkan pimpinan FPI, Habib Rizieq, yang diperbolehkan masuk ke Gedung Mabes Polri sempat menyobek majalah tersebut. Sedangkan di luar gedung, massa FPI sempat membakar satu eksemplar majalah Playboy sebagai simbol penolakan mereka atas keberadaan majalah itu. Dalam demo di gedung yang terletak di Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (12/4/2006) itu, mereka menuntut agar Mabes Polri mengambil tindakan hukum terhadap semua pihak yang terlibat penerbitan majalah Playboy Indonesia. “Termasuk perusahaan pemasang iklan di majalah Playboy yang telah dengan sengaja ikut mensponsori penerbitan majalah porno tersebut,” kata Habib. FPI lalu melanjutkan aksi demonya ke Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin. Mereka minta Kejagung mencabut izin penerbitan majalah tersebut. Mereka juga sempat menyampaikan dukungan terhadap Kejagung atas eksekusi mati Tibo cs. Setelah menggoyang Mabes Polri dan Kejagung, massa FPI rencananya akan melanjutkan aksinya ke kantor Playboy di Gedung AAF, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, usai solat zuhur 
Aksi massa Front Pembela Islam (FPI) di kantor Majalah Playboy gedung AAF, Jalan TB Simatupang rusuh. Massa yang baru saja tiba langsung melempari gedung AAF dengan batu. Seratusan aparat kepolisian kocar-kacir mendapat serangan tiba-tiba ini. Massa FPI yang baru saja melakukan aksi demo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo itu, tiba di depan kantor Majalah Playboy pukul 14.00 WIB, Rabu (12/4/2006). Tanpa diduga, tiba-tiba dari arah massa FPI yang berjumlah sekitar 300 orang ini, ada orang yang melemparkan batu ke arah gedung AAF. Seratusan polisi yang awalnya berjaga dan membuat pagar betis di depan pintu gerbang langsung berlarian. Sebagian berusaha menangkap pelaku, sebagian lain mencari alat pelindung (tameng) yang berada di dalam truk. Saat polisi berusaha menangkap pelaku pelemparan batu, anggota laskar lainnya melindungi. Tampak juga seorang karyawan dipukuli anggota laskar. 
Takut FPI, Film “Hantu Puncak Datang Bulan” Ditarik dari Bioskop 
Tak mau ambil risiko, pihak K2K Production, perusahaan film yang memproduksi film “Hantu Puncak Datang Bulan” akhirnya menarik dan menurunkan seluruh bentuk publikasi film tersebut pada Kamis (3/2/2010) malam itu juga. “Semua bentuk publikasi sudah diturunkan. Sudah diputuskan pula bahwa film ini ditunda penayangannya di bioskop Indonesia sampai waktu yang tak ditentukan,” kata juru bicara K2K Production, Yan Wijaya. 
Rencananya, film yang dibintangi Andi Soraya dan personel Trio Macan itu, akan diputar di sejumlah bioskop di Tanah Air mulai Kamis (4/2/2010). “Sebenarnya kita sudah menyiapkan 43 kopi film tersebut. Di Jakarta saja, rencananya film ini akan main di 32 bioskop. Tapi karena pertimbangan lain, ya seluruh bahan publikasi film ini ditarik,” ujarnya. 
Keputusan untuk menarik seluruh bahan publikasi film tersebut diambil menyusul adanya ancaman razia yang akan dilakukan organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) bila film ini ngotot diputar di bioskop-bioskop. Ancaman tersebut beredar melalui pesan singkat yang beredar sejak Rabu siang. 
FPI Minta Rahma, Ayu, dan Sarah Bertobat 
Gerah akan aksi Rahma Azhari yang beradegan sensual dalam film-filmnya, Front Pembela Islam (FPI) meminta agar adik kandung Ayu Azhari itu segera bertobat. Untuk itu, FPI akan menyambangi rumah Rahma dalam waktu dekat ini. “Kami tahu kalau artis Rahma Azhari adalah bintang film panas. Nanti kami akan mendatangi Rahma Azhari ke rumahnya agar dia bisa bertobat. Kalau Andi Soraya saja bisa bertobat, seharusnya Rahma bisa dong,” tutur Ketua DPD FPI DKI Jakarta, Habib Salim Umar Alattas alias Habib Selon, ketika ditemui di Kantor DPD FPI DKI Jakarta.  
Film Rayuan Arwah Penasaran yang dibintangi oleh Rahma Azhari membuat gerah organisasi Front Pembela Islam (FPI). Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Umar Alatas mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan unjuk rasa kalau aksi Rahma dalam film tersebut terbukti vulgar dan berbau porno. “Kami akan ada aksi besar-besaran ke LSF (Lembaga Sensor Film), terus ke K2K (K2K Production), baru ke Rahma. Kami akan menolak film itu, seperti kami menolak film Hantu Puncak Datang Bulan,” jelasnya. 
Aksi yang akan digelar oleh FPI dalam satu-dua hari ke depan itu ditujukan untuk mencegah artis dalam negeri dan luar negeri menebar maksiat di Indonesia karena film-film yang mempertontonkan adegan vulgar tersebut bisa merusak moral bangsa. “Katanya, film itu ada adegan berciuman dan itu di atas Miyabi”, ujar Habib. “Ini merusak moral bangsa. Saat ini ada anak kecil usia 13 tahun sudah perkosa nenek. Kasihan moral kita,” sambungnya. 
Sebagai informasi, film Rayuan Arwah Penasaran telah diputar di gedung-gedung bioskop di Indonesia sejak satu minggu lalu. Terang Habib, FPI menerima laporan dari tiga majelis taklim yang berkeberatan atas aksi Rahma dalam film tersebut. Atas laporan itu, terangnya lagi, FPI telah menurunkan Badan Intelijen Front (BIF) untuk menyelidiki film tersebut. “Kami tunggu laporan BIF. Kalau sudah didapati film itu porno, kami langsung lakukan aksi. Kalau perlu kita sweeping,” tandasnya. 
Dikatakan oleh Habib Selon, FPI akan menegur Rahma secara langsung untuk tidak bermain lagi dalam film-film yang beradegan vulgar. Tak hanya itu, FPI juga akan memperingatkan kakak kandung Rahma, yaitu Ayu Azhari dan Sarah Azhari, untuk tidak mengumbar keseksian mereka dengan membuka aurat mereka. “Keluarganya juga akan kami tegur. Bahkan, kalau kami lihat bodi mereka kan semua seperti itu, bintang film porno,” ujarnya.  Lanjutnya, ketika mendatangi rumah Rahma nanti, FPI akan membawa barang bukti yang menunjukkan aksi vulgar Rahma dalam film Rayuan Arwah Penasaran. Bukti itu berupa gambar yang diperoleh di internet yang meggambarkan Rahma sedang berciuman dengan lawan mainnya di ranjang.  
“Banyak laporan yang kami terima dari masyarakat, yaitu adanya gambar berupa video di internet yang menggambarkan Rahma Azhari melakukan ciuman di atas tempat tidur dan itu yang menjadi bukti kami,” tegasnya. Kendati Rahma telah berulang kali melakukan adegan buka-bukaan dalam film layar lebar, kata Habib Selon, ini merupakan kali pertama FPI menegur Rahma. 
FPI Ancam Bubarkan Kongres ILGA (Kongres Lesbi, Gay & Biseks se-Asia) 
Front Pembela Islam (FPI) akan mengerahkan massa apabila konferensi regional International lesbian, gay, bisexual, transgender dan intersex association (ILGA) ke-4 tingkat asia tetap digelar. FPI juga tidak menjamin aksi penolakannya akan berlangsung damai. 
Menurut FPI, kongres yang akan digelar di Surabaya 26-28 Maret 2010 ini, sudah tidak memandang dan menghormati aturan agama, terutama agama Islam. “Jika tetap dilaksanakan, kita akan demo. Dan saya tidak berani menjamin demo itu berlangsung damai atau tidak,” kata Ketua Pengurus Wilayah FPI Jatim, Habib Muhammad Mahdi bin Idrus Al Habsyi. 
Bahkan, ujar Mahdi, pihaknya sudah menyiapkan 1.000 pasukan jihad membubarkan acara tersebut, jika panitia tetap menggelar acara tersebut. “Kita sudah gemes dengan mereka,” ujarnya singkat. Mahdi menambahkan, pihaknya juga tidak segan-segan mendemo kepolisian jika sampai izin penyelenggaraan kongres dikeluarkan. Oleh karena itu, Mahdi mengaku, pihaknya saat ini terus melakukan komunikasi dengan Kasat Intel Polwiltabes Surabaya. 
Daftar aksi Front Pembela Islam 
Daftar sepak terjang, aksi dan kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam sejak didirikannya pada tahun 1998. 
  • Tahun 1998
  • 14 Oktober-18 Oktober Badan Pencara Fakta DPP-FPI mengadakan investigasi kasus peneroran, pembantaian, dan pembunuhan para ulama, kyai, ustadz, dan beberapa guru pengajian dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain di Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.
  • 21 Oktober  DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998. Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang “Kasus Ninja” DPP-FPI mengumumkan bahwa pencantuman nama Front Pembela Islam sebagai penanggung jawab buku yang berjudul Bangkitnya Kembali Gerakan Marxisme, Leninisme/Komunisme di Indonesia setebal 12 halaman yang ditulis oleh Abul Ghozwah diterbitkan di Jakarta, medio Oktober 1998, adalah tidak benar.
  • 28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan “Seruan Jihad FPI” terhadap “pasukan ninja” yang isinya menerangkan bahwa pelaku/dalang/penyandang dana dan atau siapa pun yang terlibat dalam aksi ninja dalam penteroran terhadap ulama adalah halal untuk ditumpahkan darahnya.
  • 7 November DPP-FPI mengeluarkan pernyataan sikap yang mendukung sepenuhnya pelaksanaan Sidang Istimewa MPR 1998.
  • 12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.
  • 13 November Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR 1998 tentang tuntutan rakyat yang menghendaki :  Pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal, Pencabutan P4, Pencabutan Lima Paket Undang-undang Politik dan Pencabutan Dwifungsi ABRI dari Badan Legislatif atau Eksekutif, Penghargaan hak asasi manusia, Pertanggungjawaban mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto, Permohonan Maaf Golkar sebagai Penanggung Jawab Orde Baru
  • 14 November  DPP-FPI menyampaikan sikap solidaritas kepada angkatan mahasiswa reformis Indonesia sebagai front terdepan dalam perjuangan Rakyat Indonesia. DPP-FPI mengumumkan bahwa ormas ini (Front Pembela Islam) telah mendaftarkan diri ke Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
  • 22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.
  • 26 November DPP-FPI mengeluarkan kronologi Insiden Ketapang, tentang diserangnya perkampungan muslim oleh sejumlah preman Ambon non-Muslim yang menghancurkan sebagian bangunan Mesjid Khairul Biqa’. Hal ini disampaikan langsung dalam tatap muka dengan Komisi A DPRD DKI Jakarta
  • 1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya “mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan sekelompok orang Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.
  • 16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.
Tahun 1999 
  • 5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma’ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pelacuran dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
  • 21 Januari DPP-FPI berkunjung ke Mabes TNI di Cilangkap untuk menekan TNI agar menuntaskan kasus Ambon.
  • 29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.
  • 11 April Mobil Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab ditembaki oleh orang yang tak dikenal
  • 17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.
  • 24 Mei DPP-FPI dengan laskar-nya berhasil menangkap oknum mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi Awas waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan. Dua rekannya, Mario dan Iqbal melarikan diri
  • 30 Mei   DPP-FPI mengeluarkan Sikap Politik “netral terarah” dalam menghadapi Pemilu 7 Juni  DPP-FPI mengeluarkan fatwa tentang “keharaman” memilih partai yang menetapkan calon legislatif non-muslim dalam Pemilu 1999 melebihi 15%. Awal Juni Tim pengkaji masalah Aceh DPP-FPI membuat konsep penyelesaian masalah Aceh, mulai dari pemberdayaan ekonomi sampai dengan pemberlakukan Syari’at Islam.
  • 2 Juni DPP-FPI dan LPI berunjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya mengeluarkan pernyataan sikap agar media-media pornografi, perjudian, pelecehan dan penindasan terhadap Islam dan ummat Islam dihapus.
  • 6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuangan yang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam
  • 24 Juni DPP-FPI mengeluarkan sikap tentang “Penolakan Calon Presiden Wanita”
  • 28 Juni DPP-FPI mengeluarkan “pelurusan berita” tentang FPI Menjenguk Soeharto yang dimuat di beberapa media massa ibu kota adalah Fitnah
  • 14 Juli Konsep FPI tentang masalah Aceh dibahas oleh sejumlah petinggi TNI di Cilangkap, dan mendapat respon yang positif, kemudian diserahkan kepada pemerintah pusat yang juga mendapat respon yang baik
  • 22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama “Pawai Anti Maksiat” yang bertema “Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius”. Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan
  • 23 Agustus LPI mengeluarkan surat pernyataan protes LPI terhadap TVRI yang memberitakan bahwa pawai keliling ibukota Jakarta yang dilakukan FPI sehari sebelumnya (22/08) adalah pawai politik dalam mendukung salah satu calon presiden.
  • 27 Agustus DPP-FPI mengeluarkan surat pemberitahuan yang dimuat di beberapa media ibukota tentang “Penjelasan Pawai Akbar FPI”, sehubungan dengan terjadinya ketegangan antara Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) dan LPI sebagai anak organisasi FPI.
  • 13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.
  • 18 September. LPI menutup tempat pelacuran/prostitusi di wilayah Ciputat
  • 22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang
  • 25 September DPP-FPI mengeluarkan surat pernyataan menolak Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU-PKB)
  • 25 September   DPP-FPI mengeluarkan surat pernyataan tentang bahaya Forkot dan Famred sebagai kelompok mahasiswa kiri Aksi Peduli berbagai Kasus Nasional . Penyerahan bantuan ke Ambon sejumlah kurang lebih Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) serta 7 kontainer logistik dan obat-obatan, bantuan tersebut diberikan melalui  Ikatan Silahturrahmi Maluku KH. Abdul Wahab Polpoke Tokoh-tokoh Ambon Bapak Rustam Kastrol, dkk. Bantuan serupa diberikan juga untuk Sambas dan Tual serta
  • Aceh
    12 Desember Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal
Tahun 2000 
  • 27 Maret Mabes LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Peraturan Daerah anti-Maksiat
  • 15 Mei DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Undang-Undang anti-Maksiat
  • 24 Juni DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pembubaran Komnas HAM dan Laskar Pembela Islam menyerbu Gedung Komnas HAM karena kecewa atas kinerjanya yang diskriminatif terhadap persoalan ummat Islam
  • 23 Juli Al-Habib Sholeh Alattas, penasihat FPI ditembak hingga terbunuh di Jakarta
  • 24 Juli KH. Cecep Bustomi, deklarator FPI, diberondong tembakan hingga tewas di Serang
  • 10 Agustus DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Maklumat Pengembalian Piagam Jakarta
  • 15 Agustus Mabes-LPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang penolakan Calon Presiden Wanita
  • Agustus Milad FPI ke-2 dengan tema Pawai Piagam Jakarta
  • 1 Oktober  DPP-FPI mengeluarkan Surat Seruan Moral Media. Seruan tersebut dikirimkan ke semua instansi terkait, termasuk seluruh media cetak maupun elektronik.
  • DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang pembebasan Al-Aqsha
  • 9 Oktober Mabes-LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Seruan Tolak Israel.
  • 11 Desember Tim monitoring FPI dikejar dan ditembaki oleh aparat kepolisian Polres Jakarta Barat, sepanjang 4 km, dari jembatan layang Grogol hingga Petamburan.
  • 13 Desember Rumah kediaman Al-Habib Sholeh Al-Habsyi, Ketua Majelis Syura FPI Jawa Barat, dijarah dan dibakar gerombolan preman.
  • 14 Desember Perang Cikijing, yaitu ribuan anggota LPI mendatangi pusat pelacuran Cikijing di perbatasan Subang-Karawang untuk menuntut balas kebiadaban para preman terhadap Habib Sholeh Al-Habsyi.
  • 24 Desember Presiden RI ke-4, Gus Dur lewat Dialog di SCTV, mengultimatum pembubaran FPI.
Tahun 2001 
  • 27 Agustus Ratusan massa yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR. Mereka menuntut MPR/DPR untuk mengembalikan Pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta.
  • 9 Oktober FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.
  • 15 Oktober Polda Metro Jaya menurunkan sekitar seribu petugas dari empat batalyon di kepolisian mengepung kantor Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Petamburan III Jakarta Barat dan terjadi bentrokan
  • 7 November Bentrokan terjadi antara Laskar Jihad Ahlusunnah dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Dua orang mahasiswa terluka akibat dikeroyok puluhan laskar.
Tahun 2002 
  • 7 Januari DPP-FPI mengeluarkan fatwa haram bagi Pemerintah untukmemungut pajak dari rakyat kecil, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Pulsa Telepon, serta menyusutkan dana pelayanan masyarakat lainnya selama korupsi tidak diberantas.
  • 28 Januari FPI Maluku menggugat Kapolri Rp 10 Miliar, karena dianggap melakukan diskriminasi terhadap kasus Ambon.
  • 26 Februari FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia menyampaikan protes keras terhadap Kedutaan Besar Singapura tentang
  • Pelarangan jilbab di Singapura
  • Pernyataan provokatif Lee Kuan Yew.
  • 15 Maret Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI), Tubagus Muhammad Sidik, menegaskan bahwa aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan merupakan hak masyarakat.Satu truk massa FPI (Front Pembela Islam) mendatangi diskotek di Plaza Hayam Wuruk. Sekitar 300 masa FPI merusak sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No.241, Karet, Jakarta.
  • 21 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan Protes Keras terhadap Filipina yang telah melakukan rekayasa intelijen dalam penangkapan para aktivis dakwah Islam.
  • 22 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang seruan penghentian dan pelarangan perjalanan ke Israel dengan dalih wisata ziarah ke Al-Aqsa atau alasan apapun yang tidak berkaitan dengan upaya pembebasan Al-Aqsa
  • 24 Maret Sekitar 50 anggota FPI mendatangi diskotek New Star di Jl. Raya Ciputat. FPI menuntut agar diskotek menutup aktivitasnya. Tempo Interaktif⁠
  • 25 Maret DPP-FPI menyatakan penolakan kedatangan Shimon Peres, Menlu Israel ke Indonesia. Surat pernyataan ini diikuti oleh Patroli Anti Israel yang digelar Laskar FPI di berbagai daerah, khususnya bandara-bandara internasional dan tempat-tempat wisata di Indonesia.
  • 8 April FPI bersama puluhan ormas Islam lain mendeklarasikan pembentukan Komite Pembebasan Al-Aqsha (KPA) di Kantor Pusat DPP-FPI yang kemudian dijadikan sebagai Sekretariat Bersama KPA. Saat itu juga dibuka pendaftaran jihad ke Palestina. Di hari pertama tidak kurang dari 10.000 mujahid telah mendaftarkan diri. KPA dibentuk dengan tujuan jangka panjang memerdekakan Al-Aqsha dari penjajahan zionis Yahudi Israel. Karenanya, pendaftaran tersebut akan tetap dibuka sehingga tujuan utama KPA terealisasi.
  • 17 Mei Ketua FPI Sumatera Utara, Sulistyo, ditikam sekelompok pemuda.
  • 20 Mei Ketua Umum FPI diundang ke Departemen Kehakiman dan HAM, untuk mengomentari Draft III Rancangan Undang-Undang Terorisme.
  • Pada saat yang sama digelar Dialog Nasional dengan pemakalah  Prof. Dr. Romli Atmasasmita SH, LLM. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Guru Besar Hukum Pidana Internasional di Universitas Nasional Prof. Dr. H. Muladi, SH. Mantan Menteri Kehakiman RI Dr. Adnan Buyung Nasution, pendiri LBH Sementara sebagai pembanding adalah  H. Ahmad Sumargono, anggota Komisi I DPR RI dari fraksi Partai Bulan Bintang dan Habib Muhammad Rizieq Syihab, Ketua Umum FPI
  • 24 Mei Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) di bawah pimpinan Tubagus Sidiq menggrebek sebuah gudang minuman di Jalan Petamburan VI, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
  • 26 Juni Usai berunjuk rasa menolak Sutiyoso di Gedung DPRD DKI [12], massa Front Pembela Islam (FPI) merusak sejumlah kafe di Jalan Jaksa yang tak jauh letaknya dari tempat berunjuk rasa. Dengan tongkat bambu, sebagian dari mereka merusak diantaranya Pappa Kafe, Allis Kafe, Kafe Betawi dan Margot Kafe. Tempo Interaktif⁠
  • 5 Agustus Perayaan ulang tahun ke-4 FPI dengan tema Pawai Hukum Islam.
  • 4 Oktober “Pencidukan” dua aktivis FPI dan seorang istri Komandan Laskar FPI oleh aparat Polres Metro Jakarta Pusat.
  • 5 Oktober  Penangkapan 8 aktivis FPI oleh Polres Metro Jakarta Pusat Dialog Ketua Umum FPI di Liputan 6 SCTV dengan dua perwira Polda Metro Jaya tentang penculikan dan penangkapan aktivis FPI
  • 8 Oktober Dialog Ketua Umum FPI di Kupas Tuntas, Trans TV tentang Aksi FPI tanggal 3 Oktober
  • 14 Oktober Sekitar 300 orang pekerja beberapa tempat hiburan di Jakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI. Mereka menuntut pembubaran Front Pembela Islam (FPI) yang mereka anggap telah melakukan aksi main hakim sendiri terhadap tempat hiburan. Tempo Interaktif⁠
  • 16 Oktober Pemeriksaan dengan penjagaan ketat terhadap Ketua Umum FPI Habib Rizieq di rumah tahanan Polda Metro Jaya dengan tuduhan penghinaan terhadap kepolisian lewat Dialog di SCTV dan Trans-TV.
  • 6 November Lewat rapat singkat yang dihadiri oleh sesepuh Front Pembela Islam (FPI), maka Dewan Pimpinan Pusat FPI, mengeluarkan maklumat pembekuan Laskar Pembela Islam di seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
  • 26 Desember  FPI menyatakan menemukan sepuluh penyusup di organisasinya.  Laskar FPI akan diaktifkan kembali.
Tahun 2003 
  • 20 Januari Front Pembela Islam (FPI) bersama Forum Ulama Se-Jawa dan Sumatra menuntut pemerintahan Megawati Soekarnoputri diganti jika dalam waktu satu bulan tidak bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan telepon, serta masalah bangsa lainnya. (Tempo Interaktif)⁠
  • 14 Maret Laskar FPI siap bantu Wartawan yang diintimidasi “Orang-Orang” Tommy Winata. (Tempo Interaktif)⁠
  • 23 Maret FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menentang serangan terhadap Irak. (Tempo Interaktif)⁠
  • 8 April Ketua Umum FPI dengan Tim Kemanusiaan Hilal Merah Indonesia berangkat ke Yordania, untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Irak.
  • 20 April Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ditahan di Markas Polda Metro Jaya Jakarta setelah dijemput paksa dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
  • 21 April  Habib Rizieq Sihab Dilarikan Pendukungnya Secara Paksa. (Tempo Interaktif)⁠ Menjelang Maghrib, Habib Rizieq menyerahkan diri ke Rumah Tahanan Salemba.
  • 8 Mei Habib Muhammad Rizieq mulai diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
  • 22 Mei Koordinator lapangan laskar Front Pembela Islam (FPI) Tubagus Sidik bersama sepuluh anggota laskar FPI menganiaya seorang pria di jalan tol, dan mereka ditangkap 23 Mei. (Tempo Interaktif)⁠
  • 1 Juli Rizieq menyesal dan berjanji akan menindak anggota FPI yang melanggar hukum negara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (Tempo Interaktif)
  • 10 Juli Dalam unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi Jakarta, FPI menolak pembebasan David A Miauw. (Tempo Interaktif)⁠
  • FPI mendukung Majalah Tempo dalam melawan Premanisme. (Tempo Interaktif)⁠
  • 11 Agustus Majelis hakim memvonis Habib Rizieq dengan hukuman tujuh bulan penjara. (Tempo Interaktif)⁠
  • 19 September DPP-FPI bersama Laskar FPI, Ormas Islam dan istri aktivis yang diculik mengadakan aksi di Mabes Polri dengan tema Stop Penculikan.
  • 13 Oktober DPP-FPI menyampaikan surat ke DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta tentang Pelarangan buka bagi Tempat Hiburan selama bulan Ramadhan 1424 H dan seminggu pertama Syawal.
  • 19 November Ketua FPI Habib Rizieq bebas. (Tempo Interaktif)⁠
  • 18 Desember menurut Ahmad Sobri Lubis, Sekretaris Jenderal FPI, usai bertemu Wakil Presiden Hamzah Haz di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Front Pembela Islam (FPI) berjanji akan mengubah paradigma perjuangannya, tidak lagi menekankan pada metode perjuangan melalui gerakan massa dan kelaskaran. Perjuangan lebih ditekankan lewat pembangunan ekonomi, pengembangan pendidikan dan pemberantasan maksiat melalui jalur hukum. (Tempo Interaktif)⁠
  • 19 Desember Musyawarah Nasional I Front Pembela Islam berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta yang dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. Said Agil Al-Munawar.
Tahun 2004 
  • 21 Februari Pelantikan Pengurus Dewan Pengurus Pusat – FPI di Gedung Joeang, Jakarta (Tempo Interaktif)⁠
  • 22 Agustus DPP-FPI menyatakan sikap untuk Golput terhadap Pemilu Presiden putaran ke-2. (Tempo Interaktif)⁠
  • 3 Oktober FPI menyerbu pekarangan Sekolah Sang Timur sambil mengacung-acungkan senjata dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam(FPI) menuduh orang-orang Katolik menyebarkan agama Katolik karena mereka mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja sementara, yang sudah digunakan selama sepuluh tahun.
  • 11 Oktober FPI Depok Ancam Razia Tempat Hiburan. (Tempo Interaktif)⁠
  • 22 Oktober FPI melakukan pengrusakan kafe dan keributan dengan warga di Kemang
  • 24 Oktober Front Pembela Islam melalui Ketua Badan Investigasi Front FPI Alwi meminta maaf kepada Kapolda Metro Jaya bila aksi sweeping yang dilakukannya beberapa waktu lalu dianggap melecehkan aparat hukum. (Tempo Interaktif)⁠
  • 25 Oktober Ketua MPR yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nurwahid dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam cara-cara kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dalam menindak tempat hiburan yang buka selama Bulan Ramadhan (Tempo Interaktif)⁠
  • 28 Oktober  Meski menuai protes dari berbagai kalangan, Front Pembela Islam (FPI) tetap meneruskan aksi sweeping di bulan Ramadhan menurut Sekretaris Jenderal FPI Farid Syafi’i. (Tempo Interaktif)⁠
  • Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif meminta aksi-aksi sepihak yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap kafe-kafe di Jakarta dihentikan. Dia menilai, apa yang dilakukan FPI merupakan wewenang pemerintah daerah dan kepolisian. (Tempo Interaktif)
  • 23 Desember Sekitar 150 orang anggota Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman JCT (Jakarta International Container Terminal). (Tempo Interaktif)
  • 26 Desember Terjadi Bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, FPI segera mengirimkan sukarelawan. Dimana di Aceh ini FPI mendapat nama harum sebagai sukarelawan yang paling bertahan dan bersedia ditugaskan di daerah-daerah yang paling parah, termasuk menjaga kesucian Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh. (Tempo Interaktif)
Tahun 2005 
  • 5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh. (Tempo)
  • 27 Juni FPI menyerang Kontes Miss Waria di Gedung Sarinah Jakarta
  • 5 Agustus FPI dan FUI mengancam akan menyerang Jaringan Islam Liberal (JIL) di Utan Kayu
  • 2 Agustus Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, meminta pengelola Taman Kanak-kanak Tunas Pertiwi, di Jalan Raya Bungursari, menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan.
  • 23 Agustus Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid meminta pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) menghentikan aksi penutupan paksa rumah-rumah peribadatan (gereja) milik jemaat beberapa gereja di Bandung. Pernyataan itu disampaikan Wahid untuk menyikapi penutupan paksa 23 gereja di Bandung, Cimahi, dan Garut yang berlangsung sejak akhir 2002 sampai kasus terakhir penutupan Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung pada 22 Agustus 2005 lalu.
  • 5 September, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI
  • 22 September FPI memaksa agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup
  • 16 Oktober FPI mengusir Jamaat yang akan melakukan kebaktian di Jatimulya Bekasi Timur
  • 23 Oktober FPI kembali menghalangi jamaat yang akan melaksanakan kebaktian dan terjadi dorong mendorong, aparat keamanan hanya menyaksikan saja.
  • 18 Oktober Anggota Front Pembela Islam (FPI) membawa senjata tajam saat berdemo di Polres Metro Jakarta Barat.
  • 19 September FPI diduga di balik penyerbuan Pemukiman Jamaah Ahmadiyah di Kampung Neglasari, Desa Sukadana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Tahun 2006 
  • 19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan melakukan kekerasan
  • 14 Maret FPI membuat ricuh di Pendopo Kabupaten Sukoharjo
  • 12 April FPI menyerang dan merusak Kantor Majalah Playboy
  • 20 Mei, anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede
  • 21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon
  • 23 Mei FPI, MMI, HTI, dan FUI meminta klarifikasi KH Abdurrahman Wahid dalama forum Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta Jawa Barat, atas pernyataannya yang menghina al-Qur’an sehingga acara berakhir sebelum waktunya. Namun mendadak sejumlah media massa mengabarkan Gus Dur diusir dari forum sehingga memicu kemarahan pendukungnya. Lihat juga: Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta
  • 25 Mei FPI melakukan perusakan terhadap sejumlah tempat hiburan dan warung minuman di Kampung Kresek, Jatisampurna, Bekasi. Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi.
Tahun 2007 
  • 25 Januari. Ratusan orang anggota FPI, yang dipimpin oleh Habib Rizieq, mendatangi markas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta dilakukannya investigasi terhadap serangan yang dilakukan Polri di kawasan Tanahruntuh, Poso, Sulawesi Tengah beberapa hari sebelumnya. Kawasan ini telah lama ditengarai sebagai pusat gerakan teror JI yang dilakukan di Kabupaten Poso.
  • 29 Maret. Massa FPI yang jumlahnya ratusan orang tiba-tiba menyerang massa Papernas yang rata-rata kaum perempuan di kawasan Dukuh Atas, pukul 11.20 WIB. FPI menuduh bahwa Papernas adalah partai politik yang menganut paham Komunisme.
  • 29 April. Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo karena tidak suka dengan partai tersebut yang dituduh beraliran komunis.
  • 1 Mei. Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY). Ketegangan yang terjadi di depan Museum Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta tersebut karena FPI dan FAKI menuduh gerakan ARPY terkait dengan Partai Persatuan Nasional (Papernas) yang menurut mereka beraliran komunis. Kericuhan hampir memuncak saat seorang massa FAKI menaiki mobil koordinator aksi, dan dengan serta merta menarik baju koordinator ARPY yang saat itu sedang berorasi.
  • 9 Mei. Puluhan anggota FPI mendatangi diskotek “Jogja Jogja” dan mengusir orang-orang yang bermaksud mengunjungi tempat hiburan ini. Alasannya, diskotek ini menggelar striptease secara rutin.
  • 12 September. FPI merusak rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena menganggap mereka sesat.
  • 24 September. Di Ciamis, FPI merusak warung yang buka pada bulan puasa serta memukuli penjual dan pembelinya. Alasannya mereka menjual barang-barang haram (seperti minuman keras) di bulan Ramadan.
  • 28 September. FPI Jakarta bentrok dengan polisi yang membubarkan konvoi mereka, sementara di Jawa Tengah FPI menegur seorang warga dengan alasan tidak cukup jelas.
  • 29 September. FPI merazia beberapa warung makan di Tasikmalaya.Setiap warung yang kepergok menyiapkan makanan siap saji langsung ditutup. Pemilik warung juga diberikan selebaran berisi imbauan menghormati bulan suci Ramadan. Aksi ini dikawal polisi. [20]
Tahun 2008 
  • 1 Juni. Massa FPI menyerang massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang berdemo memprotes SKB Ahmadiyah. [21] Tak hanya memukul orang, massa FPI juga merusak mobil-mobil yang terparkir di sekitar lokasi tersebut.
  • 24 September. FPI merazia dan merusak sejumlah warung nasi dan pedagang bakso di wilayah Pasar Wetan, Tasikmalaya, karena berjualan makanan pada bulan Ramadan. Aksi ini kemudian dibubarkan polisi.
Tahun 2010 
  • 30 April Puluhan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, massa ini tetap menerobos ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung. Sejumlah gelas dan piring hancur menjadi sasaran amuk massa. Zaenal Abidin, salah seorang pembicara yang juga perwakilan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, menjadi sasaran kemarahan massa saat mencoba menjelaskan materi acara. Salah seorang anggota FPI pun memukulnya. Seusai beraksi, massa pun membubarkan diri, sambil memberikan ancaman akan kembali jika acara tetap dilangsungkan.
  • 25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung tiga mojang di Bekasi secara paksa.
  • 28 Mei Saat perayaan waisak dan solat jumat FPI melakukan bongkar patung tatung naga di Pontianak secara paksa

Sumber: http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/03/01/

0 komentar:

Posting Komentar

HASIL KOMENTAR

 
3 Columns Blogger Template by Amanda at BloggerBuster