5 Februari 2007 by admin
Pamekasan (GP-Ansor): Jajaran Nahdlatul Ulama (NU) se Madura berkumpul di kediaman anggota DPRD Jatim, KH Khalilurrahman, di Ponpes Matsaratul Huda Panempan, Pamekasan. Para pengurus NU ini membahas wacana strategis di masing-masing Kabupaten di Madura pasca Suramadu.
Menurut Ketua PC NU Pamekasan KH Abd Gaffar, NU perlu berurun rembuk soal Madura menjelang selesainya Suramadu di Pamekasan, Sabtu (5/2) kemarin. Alasannya, mayoritas masyarakat di Madura terdiri atas warga nahdliyin. Karenanya, isu-isu strategis menyangkut persiapan Suramadu, menurut lulusan Ponpes Nurul Jadid Paiton ini, dinilai pantas. Khususnya, menyangkut masa depan Madura, baik yang terkait dengan pendidikan, budaya, teknologi, dan persiapan SDM menuju Madura yang siap pakai.
Dia bilang, NU Pamekasan ingin agar setiap kabupaten di Madura memiliki skala prioritas. Di Pamekasan, menurut Gaffar, pantas apabila menjadi rujukan pendidikan, kesehatan, dan iklim yang mencerminkan Gerbang Salam (Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami). Tak berarti, di luar yang telah disebutkan luput dari perhatian Pamekasan.
Menurut dia, sebagai organisasi yang memiliki paling banyak warga, NU dinilai wajar apabila turut serta mengusung ide dan gagasan menyangkut khazanah kemaduraan. Terutama, menyangkut pendidikan Madura ke depan. “Kami rasa, pendidikan sebagai hal utama,” kata Gaffar.
Ketua PC NU Sumenep KH Abdullah Khalil mengaku dapat memahami apabila NU urun rembuk kemaslahatan Madura mendatang. Tetapi, katanya, dari mana harus memulai, dialog penting digalang. Sehingga, setiap kabupaten memiliki lokus pembangunan sendiri-sendiri, namun dalam lingkup kesatuan Madura. Dengan cara itukomposisi antarkabupaten di Madura saling melengkapi satu sama lain.
Terkait data untuk mendesain Madura ke depan, pengurus NU butuh asistensi generasi muda NU. Alasannya, agak sulit jika kiai-kiai turun langsung ke lembaga-lembaga resmi untuk mendapatkan data sebagai titik awal dalam mendesain Madura jangka pendek, menengah, dan panjang. “Sumenep misalnya, lebih menggarap SDA (sumber daya alam, Red),” ujarnya.
Dari Sampang, Ketua PC NU KH Muhaimin menangkap ada degradasi moralitas. NU yang berbasis kultural, diwajibkan ikut mendesain agar Suramadu tidak menjadi mesin perongrong baru bagi moralitas sebagian warga Madura yang sudah mulai aus.
Karenanya, kata dia, kolektivitas NU se Madura harus bersikap proaktif dalam mengusung dan merealisasikan ide yang paling mungkin dilakukan untuk menyelamatkan Madura secara umum. Baik menyangkut agama, pendidikan, politik, dan sosial-budaya. “Suramadu, selain tantangan juga peluang agar Madura bisa lebih baik,” paparnya.
Acara silaturahim NU se Madura ini juga menerima masukan dari berbagai pihak. Baik dari tokoh muda, seperti Lakpesdam NU Sumenep Dardiri dan tokoh senior NU, KH Taufikurrahman. Hadir dalam dialog NU se Madura pasca Suramadu ini, antara lain para asisten kiai NU yang terdiri atas generasi muda NU se Madura. (jp/wg)
0 komentar:
Posting Komentar